Sekarang aku dan kamu sendiri.
Apa yang terjadi? Tak ada.
Aku sembunyi di balik tembok kepura-puraan. Dan kamu, tetap menjalani aktivitas segudangmu tanpa namaku di setiap helaan nafas.
Lalu,
bagaimana seandainya jika salah satu dari kita sudah tak sendiri? Lebih
tepatnya, bagaimana seandainya kamu sudah tak sendiri? Apa yang terjadi denganku?
Aku
tahu suatu saat nanti kamu mungkin (dan pasti) akan berdampingan dengan
sebuah raga. Kamu juga akan memberi keleluasaan pada sebuah nama untuk
mengisi setiap hari-harimu. Dan jika itu bukan aku. Apa aku siap
menerimanya?
Membayangkannya saja aku merasa tulangku ngilu.
Langganan:
Postingan (Atom)