Rabu, 28 Oktober 2009 0 komentar

Tired


Aku lelah.
Rasa ini benar-benar telah diujung dan memaksa untuk sesegera mungkin ku keluarkan.

Aku mencintainya.

You know who God?

Saat ini kurasakan dadaku semakin sesak. Penuh oleh cinta yang pada dasarnya tak pernah untukku.
Dia telah membuatku terperosok dalam harapan yang bahkan lebih tak nyata dari sebuah fatamorgana.

Apa yang bisa kuperbuat?
Aku seorang wanita.
Hanya akan ada penyimpangan sosial jika kunyatakan perasaan ini terlebih dahulu.

Tolong aku Tuhan.
Tolong hatiku yang hari ini jauh lebih lelah dari kemarin dalam menahan beratnya rasa yang belum atau bahkan takkan mungkin tersampaikan.

Apa hanya makhluk bersperma itu yang punya kuasa untuk berkata terlebih dahulu?
Apa aku hanya bisa diam dan menahan semuanya hanya karena aku terlahir tanpa kromosom Y?

Hanya kepercayaan akan cinta yang tak harus memiliki lah yang membuatku kembali menikmati semua 'lelah' ini.

Kau tak harus merasakan apa yang kurasakan.
Cukup tahu saja.
Jumat, 02 Oktober 2009 0 komentar

Langit dan hujannya


Ketika tengah mengarungi 'riangnya' kesendirianku, kucoba meraba luasnya semesta maya.
Selanjutnya aku terdampar dalam sebuah blog.

Sekilas tak ada yang istimewa dari blog milik sepasang kekasih tersebut.

Aku terjerembab disana tepat dipostingan yang bercerita setahun sudah mereka melewati hari-hari sebagai sepasang kekasih.
Sepertinya dua insan itu tengah merasakan cinta yang masih begitu hangat.
Tak terasa aku telah terbawa ceritanya. Menentramkan, dan membuatku sedikit berhalusinasi.
Menurutku mereka pasangan yang menggairahkan. Hhe.

Kapan aku semesra mereka?
Apakah kekasihku nanti akan sehangat salah satu diantara mereka?

Rain dan sky.

Rain seorang penikmat puisi yang punya begitu banyak mantan lelaki, dan sky, seorang maskulin yang menyenangkan.

Lebih jauh bagaimana mereka mengibaratkan diri, bagiku lucu dan unik.

Jarang sekali yang mengibaratkan suatu pasangan sebagai langit dan hujan. Kebanyakan lagu atau puisi-pun selalu memakai perumpamaan itu-itu saja, jika tidak bunga dan kumbang, paling juga amplop dan perangko. :)

Pertanyaanku selanjutnya, kenapa mereka menyebut salah satunya hujan, bukan air atau embun?

Apa karena hanya hujanlah yang senantiasa menemani langit, atau karena hujan dipercaya membawa begitu banyak malaikat untuk menebarkan berkah Tuhan di bumi?

Entahlah, sejauh ini aku tak begitu paham.

Tapi yang menjadi ganjalan bukankah hujan takkan bisa menyuburkan tanah dan membawa berkah bila tak terlepas dari langitnya?

Apa itu artinya mereka harus berpisah dulu agar dapat membawa damai bagi orang-orang disekeliling mereka?

Sekali lagi hanya mereka yang tau.
Rain & Sky.
Aku tak mau terlalu banyak berspekulasi.

Satu yang kutahu cinta itu selalu indah dan hangat tak peduli apapun perumpamaannya.

***
Terlepas dari perumpamaan diatas, sekarang aku punya ide untuk membuat perumpamaan baru, untukku, dan kekasihku yaitu enzim dan katalisatornya. Hihii.
Senin, 28 September 2009 0 komentar

Anugerah terindah yang (tak) pernah kumiliki


Akhirnya daun itu kini basah. Disentuh lembut oleh sejuknya sang embun.
Aku telah merasakannya, merasakan kehadiran pagi yang akan membuat hariku menjadi lain.
Terima kasih embun.

Berjalan berdua serta berbagi semua hal. Itulah kita. Aku dan kau. =)

Tahu kah kau, kau telah menjadi salah satu bagian precious dalam kosongnya ruang hatiku saat ini.

Aku merasa beruntung mendapatimu ada di dekatku.
Meskipun kau tak mungkin bisa termiliki, tapi aku akan sangat berterima kasih karena kau bisa membuat jantungku berdetak tak biasa. Bagiku itu sudah cukup untuk menjadikan hariku jauh lebih bersemangat dari biasanya.

Bahkan kau pun mampu membuatku menulis bait demi bait ini dengan begitu berseri-seri.
Kau mampu membuatku tetap berdiri saat jadwal kuliah hampir saja menenggelamkanku dalam rutinitasnya.

Saat kau menatapku, aku lebih memilih untuk berpaling, bukan karena apa, tapi karena aku takut kau kecewa saat aku tak punya tatapan yang sama untuk membalasnya.

Memang nyaliku terlalu remeh untuk mengatakannya, tapi perasaanku terlalu besar untuk di abaikan.

*bingung..
Kamis, 24 September 2009 0 komentar

Lelah untuk sendiri


Kau tahu teman, berenang melawan arus itu melelahkan bahkan untuk bertahan tanpa ada upaya melawan arus itu sendiri.

Kadang karena terlalu lelah keadaan memaksaku berpikir untuk menyerah saja, dan pada akhirnya aku pasrah tak peduli arus akan membawaku kemana.

Oh iya, saat ini aku tidak sedang membahas perlombaan renang atau sejenisnya, tapi tentang bagaimana sulitnya bersahabat dengan rasa yang terus membuat dadaku sesak.

Dengan jujur ku katakan aku menyayanginya. Sulit ditutupi apalagi dihilangkan.

Jika orang lain tak peduli dengan kesesakan yang tengah aku rasakan, itu wajar.

Pertanyaanya apakah cinta harus selalu diperjuangkan?
Atau ada cinta-cinta tertentu yang sebaiknya disimpan saja?
Kamis, 10 September 2009 0 komentar

Akhirnya jadi juga


Akhirnya kembali lahir blogku dengan wajah yang lain. sudah begitu lama aku ingin menulis, menulis tentang keseharianku dan semua goresan-goresan kecil tentangnya dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang sedikit baku.
Kenapa aku bilang baku? Karena blogku yang pertama aku tulis dengan bahasa yang bisa dibilang tak menghormati EYD sama sekali.
 
;