Kamis, 07 April 2016 0 komentar

Pesan singkat yang hilangkan penat

sumber: di sini
Membayangkan wajahnya saja, pikiranku ngilu. Apalagi membayangkan setiap kenangan yang pernah terjadi antara aku dan dia. Hampir gila dibuatnya.

Seperti kutulis sebelumnya, menyimpan rasa untuk hubungan yang entah akan di bawa ke mana adalah sia-sia. Tapi, hingga saat ini, dia membuatku menikmati kesia-siaan itu.

Hari ini, sapaannya datang lagi. Sebaris kalimat singkat yang secara ajaib mampu enyahkan penat.

Tak ada yang spesial, sama sekali. Hanya teguran basa-basi yang jumlah katanya mungkin tak cukup untuk disebut kalimat.

Pesan singkatnya tak hanya enyahkan penat, lebih dari itu, menjawab rindu yang kurasa (hampir) setiap waktu. Seperti kalian tau, menahan rindu itu menyesakkan. Selalu.

Setiap terakhir kali aku selesai saling berbalas pesan dengannya, saat itu juga kerinduan ini dimulai. Kata orang satu-satunya obat rindu adalah bertemu. Memang.

Menghabiskan waktu tenggelam berdua di kolom pesan adalah obat yang lain seandainya pertemuan itu entah kapan terjadinya.

Kamu,
bersama hampanya udara dan putaran waktu yang tanpa sela, aku selalu menunggu. Menunggumu menyapaku terlebih dahulu.
 
;